Sabtu, 31 Desember 2011

ANAK-ANAK BARCA FC MENUTUP TAHUN BARU DENGAN KEGIATAN OPSIH DI DUSUN CAMBAY DESA PAKUBEUREUM



Anak-anak dari Barca Fc ini pada hari sabtu 31 Desember 2011 melaksanakan kegiatan Opsih yang bertujuan agar lingkungan tetap bersih dan nyaman, anak-anak dari Barca Fc ini mulai Opsih dari membersihkan jalan umum, yaitu dengan membersihkan rumput-rumput yang tidak berguna, menebas ranting-ranting pohon yang mengganggu atau menghalangi pengguna jalan. 










Opsih ini dilaksanakan agar menutup tahun dusun Cambay dengan bersih, dan semoga kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di akhir tahun saja, tetapi se-efektip mungkin

Kegiatan ini pun sedikit membantu Visi dan Misi Kab. Majalengka yang REMAJA (Religius,Maju,dan Sejahtera)

Catatan Akhir Tahun Sepak Bola Indonesia



Sabtu, 31 Desember 2011 09:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tuts keyboard perlahan mulai ditekan. Huruf C menjadi pengawal dari sebuah bait yang akhirnya merangkai enam kata: "Catatan Akhir Tahun Sepak Bola Indonesia".

Hanya itu kelapangan hati yang saya dapat ketika mencoba memulai tulisan ini. Ketika tugas membuat judul sudah terselesaikan, barulah gejolak hebat terasa di hati. Gejolak emosi, kegundahan, serta kritik untuk mendeskripsikan isi dari catatan akhir tahun Sepak Bola Indonesia 2011.

Ya, sepak bola Indonesia tahun 2011 lebih diibaratkan rangkuman singkat kutukan Mpu Gandring di luar lapangan hijau. Saling bunuh, sikut, serta aroma kebencian yang ironisnya ditampilkan oleh para pengurus sepak bola nasional.

Tersebutlah empat nama yang jadi magnet utama sepak bola Indonesia 2011: Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta.

Dua nama yang disebut paling awal adalah dwi tunggal pimpinan PSSI di awal tahun 2011. Posisi keduanya di mata pecinta sepak bola mulai tersudut dikarenakan sejumlah rentetan kegagalan. Mulai dari prestasi nol besar, liga dengan kualitas keadilan yang minim, serta akuntabilitas dalam keuangan sepak bola. Tiga alasan inilah yang kemudian menggoyahkan posisi Nurdin dan Nirwan di PSSI.

Entah dari mana asalnya, muncul gerakan tandingan untuk mendongkel kemapanan kedua orang ini yang menguasai PSSI selama delapan tahun sejak 2003. Mereka meneriakkan ide reformasi dan mengusung Arifin Panigoro dan George Toisutta. Mereka menamakan diri Kelompok 78 (K78). K78 merupakan gabungan dari sejumlah klub LSI dengan klub LPI, liga sempalan yang didirikan Arifin Panigoro.

Perseteruan para pendukung Nurdin-Nirwan versus AP-GT berakhir antiklimaks setelah FIFA memberikan sanksi kepada empat tokoh ini. Keempatnya mendapat ultimatum tidak dapat maju di bursa pencalonan ketua PSSI periode 2011-2015.

Laga Perpanjangan Waktu

Hal ini tidak membuat pertarungan kedua kubu usai. Sebaliknya calon alternatif mulai diusung di Kongres PSSI Solo, 2011. Kelompok 78 yang memunculkan calon alternatif, Djohar Arifin, akhirnya berhasil menekuk kubu status quo di kongres Solo lewat partai berdurasi 120 menit.

Ibarat laga perpanjangan waktu, begitupun konflik sepak bola nasional yang memasuki babak tambahan usai terpilihnya Djohar. Kongsi Kelompok 78 pun mulai terpecah seusai terjadi benturan kepentingan di antara anggotanya, terutama soal kompetisi.

Konflik internal K-78 bermula dari perbedaan pandangan antara perwakilan klub LSI dengan LPI. Yang LSI tetap ingin kompetisi berjalan seperti sediakala. Sedangkan, kubu LPI ingin terjadinya perubahan besar-besaran. Namun, Djohar akhirnya mengambil pilihan kedua yang kemudian membuat sebagian anggota K-78 patah arang.

Kwartal terakhir 2011, eskalasi konflik K-78 mencapai klimaksnya seusai PSSI menetapkan jumlah peserta kompetisi berjumlah 24 tim. Itu termasuk sejumlah tim LPI yang diberi tiket promosi gratis. PSSI kemudian mengganti pengelola kompetisi. Mandat PT Liga digantikan oleh PT LPIS (eks pengelola LPI). Pun halnya ANTV selaku pemegang hak siar kompetisi sepak bola nasional yang diganti oleh PSSI dengan menunjuk MNC.
Likuidasi LSI
Puncaknya, PSSI melikuidasi LSI dan membentuk liga baru. Liga baru itu pun memiliki nama yang tidak asing yakni Liga Prima Indonesia alias LPI!

Praktis klub anggota K-78 dari LSI meradang. Mereka tidak bisa terima hasil kompetisi LSI dihapus LPI. Kesepakatan dan aliansi yang telah dibangun pun pupus. Keretakan K-78 juga berimbas di jajaran pimpinan komite eksekutif PSSI. Empat anggota exco membelot.

Keretakan ini akhirnya juga direspon oleh kubu 'status quo' PSSI yang sempat tertidur usai kalah di Kongres Solo. Para 'status quo' ini perlahan menyusup sebagai sejumlah pengurus klub. Tercatat sejumlah pengurus PSSI era Nurdin Halid sukses menguasai sejumlah klub LSI.

Ini pun jadi senjata balik bagi kubu 'status quo' untuk menggalang aliansi baru dengan K-78 yang berputar haluan. Aliansi baru pun terbentuk dengan mengatasnamakan Kelompok Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).

Ibarat roda, kini peta konflik berputar. Kubu LPI yang kini menguasai PSSI dalam posisi tertekan. Sedangkan, kubu 'status quo' sebagai kekuatan opoisis yang kembali menuntut kekuasaan. PSSI Djohar pun digoyang isu KLB. Aliansi KPSI menuntut balik keuasaan PSSI via Kongres Luar Biasa.

Lapangan Hijau
Mohon maaf, sebelumnya kami sadar tulisan ini adalah catatan akhir tahun sepak bola. Namun, kenyataannya tulisan ini sama sekali belum menyentuh kisah dari dalam lapangan hijau.

Pada akhirnya, itulah kenyataan yang terjadi kini. Sepak bola Indonesia sepanjang tahun 2011 lebih banyak dimainkan di luar lapangan dengan aktor utamanya yang kini justru para pengurus dan 'politisi' sepak bola.

Hanya sedikit cerita yang bisa dibagi dari dalam lapangan, di antaranya kesuksesan Persipura Jayapura mempertahankan mahkota juara LSI. Di luar Persipura, lapangan sepak bola Indonesia kembali menyumbang cerita kegagalan. Mulai dari timnas senior yang babak belur jadi bulan-bulanan tim Asia di pra-Piala Dunia hingga timnas SEA Games yang harus dipermalukan Malaysia.

Polemik organisasi dan krisis prestasi jadi rangkuman sepak bola Indonesia tahun 2011. Ensiklopedi sepak bola nasional pun kini lebih didominasi kosa kata baru seperti: kongres, statuta, KLB, Komite Normalisasi, exco, dan kata teks organisasi lain.

Masyarakat mulai jarang mendengar dengan kosa kata gol, tendangan bebas berkelas, serta penyelamatan heroik penjaga gawang, dalam pemberitaan sepak bola nasional.

Sebuah kenyataan pahit tentunya. Sepak bola sudah tidak lagi ditentukan oleh permainan 22 manusia untuk merebutkan kemenangan dalam waktu 90 menit. Sebaliknya, sepak bola menjadi permainan dua kelompok untuk memperebutkan kursi kekuasaan.

Sebuah tamparan harus diberikan pada semua pihak yang berseteru. Karena, sejatinya masyarakat masa bodoh akan apa itu statuta, sanksi, FIFA, PSSI, KLB, Komite Etika, atau apa pun kata politik organisasi.

Yang masyarakat butuhkan hanyalah prestasi yang ditampilkan oleh para pemain yang menggunakan kostum berlambang Garuda di dada. Karena pada akhirnya, hasil sepak bola bukan ditentukan oleh perilaku pengurusnya, melainkan performa para pemain.

Pengurus sepak bola yang bersalah adalah pengurus yang tidak mampu membawa timnya meraih juara. Sebaliknya pengurus yang berhasil berarti mampu mempersembahkan gelar kemenangan bagi timnya. Inilah sepak bola.

Jika mau bicara korupsi dan akuntabilitas, itu tugas utama KPK. Mau ngomong pasal, statuta, atau hukum, silahkan jadi pengacara atau pejabat MK. Inti tugas pengurus sepak bola nasional adalah bagaimana mengantarkan tim nasional meraih piala selama 2x45 menit. Titik. Tugas yang sudah terbukti gagal dituntaskan oleh status quo maupun Djohar Arifin Husin sepanjang tahun 2011.
Redaktur: Didi Purwadi
Reporter: Abdullah Sammy

Kamis, 29 Desember 2011

Cara Memasang Tombol Menu di Blog

Dalam artikel ini saya akan membahas bagaimana cara membuat atau memasang tombol menu di Blog.
langsung saja yah :
 1. Silahkan anda Login terlebih dahulu ke blog anda.
2. Klik Desain dan kemudian klik Tambah Gadget

 3. kemdian akan muncul pilihan seperti berikut dan anda klik HTML/JavaScript

4. Kemudian anda copy code berikut  <script src="http://h1.flashvortex.com/display.php?id=2_1325206876_16907_134_0_660_41_6_1_63" type="text/javascript"></script>



 dan kemudian klik simpan... dan semoga sukses dan selamat mencoba